Bermodal suaranya yang merdu dan kepintarannya
membaca kitab suci, Itu telah cukup membuat Bahlul jadi selebritas yang
berkecukupan baik secara materi maupun non materi. Dalam acara apapun dia
selalu diundang untuk mengalunkan ayat-ayat suci, sebagai formalitas bahwa itu
acara yang religius. Tak peduli pendengarnya yang tak paham dengan apa yang di
bacanya, tak peduli orang bosan dan terkantuk-kantuk mendengar apa yang dilantunkan
.
Alkisah, suatu hari
Bahlul kehilangan kitab sucinya. Diapun tak mau lagi menghadiri
undangan-undangan yang ditujukan padanya. Pikirnya, Apa yang bisa aku lakukan
disana tanpa kitab suci itu. Karena hanya membaca itu yang aku bisa lakukan dan
disitu pula letak harga diri dan eksistensiku.”
Ketika dunia terasa
kiamat karena tidak ada kitab sucinya itu, seorang gelandanganpun memberi advis
pada Bahlul, begini. “Tuan sudah jadi orang terkenal dan kaya-raya, hanya
karena pintar membaca kitab suci. Banyak orang berduyun-duyun rela bersedekah
dan menyumbang uang, agar bisa mendengar alunan ayat-ayat suci dari mulut tuan.
Jadi bagaimana, kalau selama kitab suci tuan itu belum diketemukan, tuan
gantikan acara pembacaan kitab suci itu dengan acara pembagian sedekah?. Tuan
sisihkan sebagian kelebihan kekayaan tuan itu untuk mereka para fakir-miskin
yang membutuhkan.”
Bahlulpun setuju. Dan
luar-biasa, Bahlulpun mendapat pujian yang luas karena sifat dermawannya itu.
Dan masyarakat banyakpun langsung menggelar doa bersama untuk Bahlul, yang
intinya: SEMOGA SI BAHLUL TIDAK AKAN PERNAH MENEMUKAN KITAB SUCINYA LAGI!!!!!